Kamis, 04 Agustus 2011

Asal-Usul The Deathly Hallows (Relikui Kematian)

“Tongkat Elder,” katanya, dan menggambar garis vertikal di atas perkamen. “Batu Kebangkitan,” lanjutnya, dan menambahkan sebuah lingkaran di atas garis tersebut. “Jubah Tembus Pandang,” ia menyelesaikan, menutup garis dan lingkaran itu dalam sebuah segitiga, untuk membuat simbol yang sungguh membangkitkan rasa ingin tahu Hermione. “Bersama-sama,” katanya, “Deathly Hallows.” – Xenophilius Lovegood


The Deathly Hallows (Relikui Kematian) adalah tiga benda magis yang sangat sakti yang diciptakan oleh Kematian dan diberikan kepada tiga bersaudara Peverell. Terdiri dari Tongkat Elder, tongkat sakti yang diyakini tak terkalahkan, Batu Kebangkitan, batu yang dapat memanggil roh orang mati, dan Jubah Tembus Pandang, yang, seperti namanya, membuat pengguna benar-benar tak terlihat. Menurut cerita, baik Antioch Peverell (pemilik Tongkat Elder) dan Cadmus Peverell (pemilik Batu Kebangkitan) berakhir buruk. Namun, kebijaksanaan Ignotus Peverell yang meminta Jubah Tembus Pandang adalah pilihan yang baik.

Menurut legenda, siapa yang memiiliki ketiga benda tersebut akan menjadi Penguasa Kematian. Dumbeldore memberitahu Harry bahwa dia dan penyihir lainnya, Gellert Grindelwald, mengerti bahwa penyatu Deathly Hallows akan menjadi penyihir yang tak terkalahkan. Kisah mengenai Deathly Hallows awalnya diceritakan oleh Beedle Sang Seniman (Beedle the Bard) dan diteruskan secara turun temurun sebagai dongeng para penyihir. Hanya sedikit penyihir yang menyadari bahwa Deathly Hallows benar-benar ada.

Harry Potter adalah satu-satunya penyihir yang pernah memiliki ketigaHallows sekaligus. Albus Dumbledore pernah memiliki ketiga Hallow, namun tidak sekaligus. Jubah Tembus Pandang telah diwariskan kepada Harry Potter dari ayahnya melalui Dumbledore, dan Batu Kebangkitan diwariskan Dumbledore setelah kematiannya kepada Harry, disembunyikan didalam Snitch. Harry Potter mendapatkan kesetiaan, tapi bukan memiliki wujud fisik, dari Tongkat Sihir Elder setelah mengalahkan Draco Malfoy di Malfoy Manor. Walaupun Draco pernah menjadi pemilik Tongkat Sihir Elder, setelah melucuti Tongkat tersebut dari Dumbedore pada malam ketika Dumbledore dibunuh oleh Snape, namun Draco tidak pernah mengetahui hal tersebut. Harry tidak pernah menggunakan ketiga Deathly Hallows sekaligus; pada saat dia memiliki wujud fisik dari Tongkat Sihir Elder, dia telah menjatuhkan Batu Kebangkitan dalam Hutan Terlarang (Forbidden Forest) setelah dia membangkitkan roh dari kedua orang tuanya, Sirius Black dan Remus Lupin, Batu tersebut tidak pernah terlihat lagi.

Sejarah

Asal Mula Deathly Hallows

Dongeng Beedle sang Seniman

“Itu adalah dongeng anak-anak, diceritakan lebih untuk menghibur daripada untuk mengajar. Orang-orang yang mengerti tentang hal ini, bagaimanapun, menyadari bahwa cerita kuno ini berkenaan dengan tiga buah benda, atau Hallows, yang mana, bila bersatu, akan menjadikan sang pemilik Penguasa Kematian.” – Xenophilius Lovegood

Dalam Dongeng Beedle Sang Seniman, sang pengarang menceritakan versinya sendiri mengenai asal Deathly Hallows.

Beratus-ratus tahun yang lalu, tiga bersaudara Peverell bepergian pada saat senja, dan menemukan sebuah sungai yang sangat berbahaya untuk dilintasi. Tiga bersaudarai ini, yang adalah penyihir yang sakti, dengan mudahnya membuat jembatan yang menyebrangi sungai. Mereka kemudian dihantentikan oleh Kematian sendiri, yang tidak senang bahwa mereka berhasil menyebrangi sungai, dimana hal tersebut dianggap sebuah kecurangan mereka terhadap Kematian dan membuat dia tidak bisa lagi mendapatkan korban yang baru. Kematian kemudian memuji kehebatan mereka dalam menghindarinya dan menawarkan kepada mereka masing-masing sebuah benda magis yang sakti. Antioch Peverell, saudara laki-laki yang pertama, ingin menjadi yang tak terkalahkan dalam pertarungan, Kematian kemudian mematahkan cabang dari pohon yang terdekat dan menciptakan untuknya Tongkat Sihir Elder, tongkat sihir terkuat yang pernah ada. Cadmus Peverell, saudara laki-laki yan g kedua, ingin membangkitkan kembali cintanya yang hilang, Kematian kemudian mengambil batu dari dasar sungai dan menciptakan untuknya Batu Kebangkitan, batu yang mampu membangkitkan orang mati ke dunia. Ignotius Peverell, saudara laki-laki ketiga, menyadari situasi bahaya tersebut dan meminta sesuatu yang membuat Kematian tidak bisa menemukan dirinya, dengan enggan Kematian memberinya jubah dari punggungnua, Jubah Tembus Pandang, jubah yang tidak akan pernah kehilangan kekuatannya melalui kutukan atau karena usia.

Kenyataan

"…Saya pikir lebih mungkin bahwa Peverell bersaudara adalah orang-orang berbakat, penyihir berbahaya yang berhasil menciptakan objek-objek sakti tersebut” – Spekulasi Albus Dumbledore

Bukannya mendapatkan penghargaan atas kecerdasan mereka, Deathly Hallows adalah bagian dari rencana licik dari Kematian untuk membunuh Peverell bersaudara, sehingga dia bisa menjadikan mereka miliknya.

Namun, Albus Dumbledore merasa bahwa lebih mungkin bahwa Hallow sebenarnya diciptakan oleh para penyihir bersaudara yang sangat berbakat dan sangat sakti, dan bahwa cerita mengenai asal-usul Hallow sebagai objek yang diciptakan Kematian muncul sebagai hasil kekuatan yang mereka miliki.


Pergerakan Hallow

Pembunuhan Antioch

"Kakak tertua, yang adalah laki-laki yang agresif, meminta sebuah tongkat yang lebih kuat dari suma yang pernah ada: tongkat yang harus selalu memenangkan duel untuk pemiliknya, tongkat yang layak untuk seorang penyihir yang dapat mengalahkan Kematian!”

Setelah itu, ketiga bersaudara tersebut memilih berjalan ke jalan masing-masing. Antioch Peverell berjalan menuju ke desa penyihir dan membanggakan Tongkat Sihir Elder yang dimilikinua. Dia dibunuh ketika dia tidur oleh seorang penyihir yang bermaksud untuk mengambil Tongkat Sihir Elder.


Kematian Tragis Cadmus

"Kemudian saudara laki-laki yang kedua, yang adalah laki-laki agresif, menginginkan untuk menghina Kematian, dan meminta kekuatan untuk memanggil orang lain dari Kematian”

Cadmus berjalan kembali ke rumah dan menggunakan Batu Kebangkitan untuk membawa kembali wanita yang dicintainya, tapi kemudian kecewa menemukan bahwa yang muncul hanyalah fisik palsu dari wanita itu: orang mati tidak benar-benar akan ada dalam dunia kehidupan. Pada akhirnya, Cadmus memutuskan untuk bunuh diri dengan cara menggantung dirinya sehingga ia benar-benar bisa bergabung dengan wanita itu.


Teman yang tidak biasa Ignotus

"Ketika dia mencapai usia tua, saudara laki-laki yang paling bungsu akhirnya melepaskan Jubah Tembus Pandang dan memberikannya kepada anaknya”

Ignotus menggunakan jubah untuk bersembunyi dari Kematian untuk waktu yang lama. Ketikadia sudah tua, dia memberikan jubah itu kepada anaknya, menemui Kematian sebagai teman lamanya, dan pergi bersama Kematian ke dunia selanjutnya.


Keturunan

Jubah Tembus Pandang secara terus-menerus diwariskan kepada para keturunan Peverell (meskipun nama keturunan Peverell akhirnya lenyap di garis keturunan laki-laki). Tongkat Sihir Elder diwariskan dari penyihir ke penyihir, hampir selalu disebabkan karena pembunuhan pemilik sebelumnya. Tongkat tersebut, selama perpindahannya dari penyihir ke penyihir, disebut sebagai “Tongkat Kematian” dan “Tongkat Takdir”. Merupakan catatan yang menarik bahwa tidak satupun penyihir wanita yang pernah memiliki Tongkat tersebut. Batu Kebangkitan juga secara terus menerus diwariskan kepada para keturunan Peverell. Batu tersebut akhirnya diwariskan kepada keluarga Gaunt, dan kemudian dicuri oleh tom Marvollo Riddle, Tom dan Marvollo Gaunt sama-sama tidak mengetahui kekuatan Batu itu ataupun fakta bahwa Batu itu adalah salah satu Hollow. Marvolo hanya peduli dengan cincin yang didalamnya terdapat Batu tersebut, dan berpikir bahwa simbol Hallow di Batu tersebut adalah hanya simbol keluarga. Lord Voldemort tidak mengetahui asal-usul sebenarnya dari Batu tersebut, karena itulah dia membuat Horcrux dari cincin yang didalamnya terdapat Batu Kematian itu.


Pencarian Hallows

Albus Dumbledore

"Saya hanya cocok untuk memiliki yang paling istimewa dari mereka (ketiga Deathly Hallow), yang paling luar biasa. Saya cocok memiliki Tongkat Sihir Elder, dan tudak untuk membanggakannya, dan tidak untuk membunuh dengan itu. Saya diizinkan untuk menjinakkan dan menggunakannya, karena saya mengambilnya, bukan untuk keuntungan, tapi untuk menyelamatkan orang lain dari itu.” — Albus Dumbledore

Pada masa muda, Albus Dumbledore, bersama dengan penyihir yang akan segera menjadi Penyihir Hitam, Gellert Grindelwald, memiliki impian untuk menemukan dan memiliki ketiga Hallow untuk dirinya sendiri. Pencarian akan kekuatan ini dilandasi visi masa depannya dimana penyihir akan berkuasa dan mengontrol Muggles “untuk kebaikan yang lebih baik”. Perdebatan keluarga kemudian membuat Albus merubah dan memikirkan kembali keyakinannya setelah kematian adik perempuannya. Sampai dengan kematiannya, Albus tidak pernah mampercayai dirinya dengan kekuatan, menolak posisi Mentri Sihir tiga kali – namun kerinduannya untuk menemukan Hallow tidak pernah surut.

Setelah kematian Ariana, adik perempuannya, Dumbledore mencari Batu Kebangkitan dengan harapan bahwa dengan menemukan Batu itu akan menghidupkan kembali adik perempuan dan orang tuanya yang sudah mati. Ketika dia mendapat kesempatan memiliki Batu itu pada waktu liburan musim panas antara Harry Potter and the Order of Phoenix dan Harry Potter and the Half-Blood Prince, kira-kira tahun 1996, ketika cincin yang diatasnya terdapat Batu itu telah menjadi sebuah Horcrux oleh Voldemort, godaan datang begitu hebatnya dan membuat Albus mengenakan cincin itu di jarinya, yang menyebabkan kutukan yang mengerikan dari Voldemort yang ada pada cincin itu dan menyebabkan tangan kanannya menjadi rusak dan lumpuh. Hanya ketika Horcrux tersebut dihancurkan oleh Pedang Godric Gryffindor maka batu tersebut kembali ke keadaan normal, dengan kekuatannya yang utuh. Dumbledore juga memiliki Jubah Tembus Pandang ketika dia meminjamnya dari pemilik Jubah itu, James Potter, keturunan Ignotius Peverell. Jubah tersebut diwariskan kepada anak James, Harry Potter, dimana Jubah tersebut akan menjadi alat yang berguna untuk mengalahkan Voldemort dan sekutunya. Albus juga memberi Harry Batu Kebangkitan, dengan cara menaruhnya dalam Snitch yang pernah ditangkap Harry pada pertandingan Quidditch pertamanya.

Gellert Grindelwald

Ketika sedang menghabiskan waktu liburan dengan bibinya di Godric’s Hollow, Gellert Grindelwald bertemu dengan Albus Dumbledore, dan kepada Albus dia menyatakan keinginannya terhadap Hallow. Dalam hidupnya, Grindelwald memperoleh kepemilikan Tongkat Sihir Elder dengan mencurinya dari pembuat tongkat asing yang dikenal dengan nama Gregorotovich. Setelah berduel dengan Dumbledore sekitar tahun 1940, Grindelwald kalah, bersama dengan kepemilikan tongkat tersebut. Berpuluh-puluh tahun kemudian, Lord Voldemort berusaha untuk mendapatkan Tongkat tersebut dengan mengunjungi Grindelwald di penjara Nurmengard. Namun, Grindelwald menyangkal pernah memiliki Tongkat itu, dan akhirnya dibunuh oleh Voldemort.


Harry Potter

Setelah mendengar Dongeng Tiga Bersaudara (Tale of the Three Brothers), Harry Potter berkeinginan untuk menyatukan Hallow dan menjadi Penguasa Kematian dan kemudian mengalahkan Voldemort. Dia kemudian membatalkan ide tersebut setelah dia disarankan oleh Dumbledore untuk menghancurkan semua Horcrux agar dapat mengalahkan Voldemort. Akhirnya Harry dapat memiliki semua Hallow, untuk waktu yang singkat.

Jubah Tembus Pandang
Tanpa disadari, Harry Potter memiliki salah satu Hallow sejak umur 11 tahun, Jubah Tembus Pandang. Jubah itu diwariskan dari ayahnya, James Potter. Harry adalah keturunan dari saudara laki-laki ketiga, Ignotus Peverell, yang masih hidup.

Resurrection Stone
Sebelum kematiannya, Dumbledore mewariskan Batu Kebangkitan kepada Harry. Batu itu disembunyikan di dalam Snitch pertama yang ditangkapnya pada pertandingan Quidditch. Pada Snitch itu terukir kalimat “I Open At the Close”. Harry kemudian mengetahui bahwa untuk membukanyya, dia harus ada dalam keadaan dekat pada kematian. Ketika membuka Snitch itu dia mengatakan “Aku akan mati”, dan menyentuhnya menggunakan mulutnya (Snitch akan membuka apabila disentuh menggunakan sarana yang menyentuhnya pertama kali, dalam hal ini di pertandingan Quidditch pertama Harry, dia menangkap Snitch dengan mulutnya). Ini terjadi sebelum dia menantang Voldemort dan para Pelahap Maut di Hutan Terlarang. Harry menggunakan Batu itu untuk membangkitkan dan berbicara dengan Ibunya, Ayahnya, Remus Lupin dan ayah baptisnya, Sirius Black. Harry kemudian menjatuhkan Batu itu di Hutan, dan tidak pernah mengatakannya kepada siapapun, kecuali pada foto Dumbledore, sehingga tidak ada seorangpun yang menemukannya.

Elder Wand
Harry tidak mengetahui, bahwa dia telah menjadi penguasa Tongkat Sihir Elder ketika dia mengalahkan Draco Malfoy di Malfoy Manor. Tongkat Sihir itu kemudian tahu bahwa Harry adalah pemiliknya ketika Harry berduel dengan Lord Voldemort ketika perang di Hogwarts, walaupun Harry belum pernah menyentuh tongkat itu sekalipun. Harry tidak menginginkan Tongkat Sihir itu, dia hanya menggunakannya untuk memperbaiki tongkat sihir miliknya yang rusak.

Harry kemudian mengembalikan Tongkat Sihir itu di makam Dumbledore. Dia berpikir bahwa jika dia mati dengan sebab yang wajar dan tidak mewariskan Tongkat Sihir itu ke keturunannya, maka kekuatan Tongkat Sihir itu dan juga sejarah pertumpahan darah karena Tongkat Sihir itu akan hilang selamanya.


Keberadaanya Sekarang

Tongkat Sihir Elder

Harry: “Aku menaruh Tongkat Sihir Elder kembali ke tempat dari mana dia datang. Dia bisa tinggal di sana. Kalau aku meninggal secara alami seperti Ignotus, kekuatannya akan punah bukan? Tuannya tidak akan pernah dikalahkan. Dengan begitu dia berakhir”
Ron: “Apa kau yakin?”
Hermione: “Aku piker Harry benar.”
- Perbincangan yang terjadi ketika Harry mengungkapkan niatnya untuk mengembalikan Tongkat Sihir Sakti.

Harry Potter tidak berkeinginan untuk menggunakna Tongkat Sihir Elder untuk kepentingannya sendiri (setelah dia berhasil mencapai tujuannya mengalahkan Voldemort), dia hanya menggunakannya untuk memperbaiki tongkat sihirnya yang rusak. Dia kemudian mengembalikan Tongkat Sihir Elder ke makam Dumbledore.

Batu Kebangkitan

Harry: “Benda yang ada di dalam Snitch, Aku menjatuhkannya di Hutan. Aku tidak tahu dimana tapi aku tidak akan kembali untuk mencarinya lagi. Apa kau setuju?”
Foto Albus Dumbledore: “Anakku, aku setuju. Keputusan yang bijaksana dan berani, aku sudah memperkirakannya. Apa ada seorangpun yang mengetahui dimana itu jatuh?”
Harry: “Tidak ada”
- Harry menyatakan kepada foto Dumbledore bahwa dia tidak akan mencari kembali Batu Kebangkitan

Batu Kebangkitan hilang di Hutan Terlarang, tidak diketahui tempat pasti dimana Batu itu berada.

Jubah Tembus Pandang

Harry: “Tapi aku akan menyimpan hadiah dari Ignotus”
Foto Albus Dumbledore: “Tentu saja, Harry, itu milikmu selamanya, sampai kau meneruskannya!”
- Harry menyatakan bahwa dia akan tetap menyimpan Jubah Tembus Pandang

Untuk Jubah Tembus Pandang, Harry menyatakan kepada foto Dumbledore bahwa dia akan menyimpannya untuknya dan keluarganya.

Selasa, 02 Agustus 2011

7 Horcrux Voldemort


Horcrux adalah objek yang digunakan untuk menyimpan jiwa dari seseorang, dengan itu, walaupun tubuh dari pencipta Horcrux tersebut dihancurkan, dia akan tetap selamat, namun demikian, hancurnya tubuh si pembuat Horcrux akan menyebabkan penyihir itu dalam kondisi "setengah-hidup" karena mereka kehilangan bentuk jasmani. Metode ini yang digunakan oleh Voldemort untuk mencapai keabadian. Horcrux pertama kali disebutkan dalam Harry Potter and the Half-Blood Prince, walaupun sebenarnya Horcrux dalam bentuk Diary Tom Riddle telah muncul di Harry Potter and the Chamber of Secrets namun pada saat itu tidak disebutkan bahwa benda tersebut adalah Horcrux. Professor Horace Slughorn adalah orang yang menjelaskan bagaimana pembuatan Horcrux dimana dijelaskan bahwa pembuatan Horcrux membutuhkan kematian seseorang untuk proses pemisahan jiwa dari pembuatnya, setelah itu dibutuhkan mantra untuk memindahkan sebagian jiwa tersbut ke sebuah benda.Hermione mendapatkan bahwa mantra pemindah jiwa tersebut tercatat dalam buku Secrets of the Darkest Art. Sihir hitam yang diperlukan untuk menciptakan sebuah Horcrux dianggap sebagai sihir keji yang sangat tercela sehingga jarang sekali dipublikasikan, bahkan di buku-buku Ilmu Hitam.

Horcrux dapat dibuat pada benda apapun, entah benda mati ataupun mahluk hidup. Tidak ada batasan berapa jumlah Horcrux yang dapat dibuat oleh seorang penyihir, walaupun begitu, jiwa penciptanya terbagi menjadi lebih kecil, kehilangan sifat manusia yang alamiah dan jiwanya menjadi tidak stabil. Dalam kondisi tertentu, pemisahan jiwa terjadi terhadap sebuah objek tanpa disadari oleh pembuatnya. Kasus ini terjadi ketika Voldemort melancarkan mantra kutukan kepada Harry Potter yang saat itu berusia satu tahun, kutukan tersebut berbalik kepada Voldemort sehingga tubuhnya hancur namun sebagian jiwanya masuk ke dalam tubuh Harry Potter. Menggunakan mahluk hidup sebagai Horcrux dapat membuat hubungan fisik pada kedua jiwa, yakni jiwa pembuat dan jiwa dari mahluk hidup yang telah menjadi Horcrux tersebut. Sebagai contoh, antara Voldemort dan Harry memiliki ikatan batin yang kuat, demikian halnya Voldemort dapat mengontrol Nagini dan Nagini dapat berkomunikasi dengan Voldemort dan memberitahu mengenai keberadaan Harry, sewaktu mereka bertemu di Godric’s Hollow.

Horcrux sangat sulit untuk dihancurkan. Tidak bisa dihancurkan dengan cara-cara sederhana seperti dipukul, dibanting ataupun dibakar menggunakan mantra biasa. Untuk menghancurkannya, Horcrux harus mengalami kerusakan yang sangat parah sehingga tidak bisa lagi diperbaiki lagi dengan cara apapun. Sangat sedikit objek ataupun mantra yang cukup kuat untuk menghacurkan Horcrux. Apabila Horcrux telah hancur, maka jiwa yang ada di dalamnya akan hancur juga. Sebuah Horcrux dapat dibatalkan lewat proses penyesalan yang mendalam terhadap pembunuhan yang terjadi ketika membuat Horcrux tersebut. Rasa sakit yang dirasakan atas penyesalan ini begitu mengerikan, sehingga dapat membuat pencipta Horcrux terbunuh.

Voldemort mempercayai bahwa tujuh adalah angka mistis yang sangat kuat sehingga ia berencana membuat enam Horcrux sementara bagian ketujuh dari jiwanya tetap ada di dalam tubuhnya. Namun demikian, Voldemort secara tidak sengaja telah membagi jiwanya menjadi tujuh bagian ketika ia gagal membunuh Harry. Faktanya adalah, dari ketujuh Horcrux (termasuk Harry Potter yang adalah Horcrux yang tidak disadari Voldemort), hanya enam Horcrux yang pernah ada sekaligus, hal ini disebabkan karena ketika Horcrux Nagini dibuat, Horcrux Diary Tom Riddle telah dimusnahkan.

Semua Horcrux yang dibuat oleh Voldemort dibuat dengan menggunakan benda yang dianggapnya penting atau benda yang memiliki nilai yang istimewa. Dia menyembunyikan semua Horcruxnya secara hati-hati sehingga tidak ada seorangpun yang dapat menemukan dan memusnahkannya.


Cincin Marvolo Gaunt

Tom Riddle (yang nanti akan menjadi Lord Voldemort) menciptakan Horcrux pertama dengan menggunakan cincin dari kakeknya dari pihak ibu, Marvolo Gaunt, ketika musim panas sebelum tahun kelimanya sebagai murid di Hogwarts, ketika dia berumur lima belas tahun. Dia membuat mantra setelah membunuh ayahnya yang adalah muggle. Cincin tersebut dimunculkan pada Harry Potter and the Half-Blood Prince, dan telah dimusnahkan oleh Dumbledore.

Dalam Pensieve, terungkap bahwa Riddle mengambil cincin emas tersebut, yang didalamnya terdapat batu hitam dihiasi simbol magis, dari pamanya Morfin Gaunt, dan kemudian merekayasa bahwa pamannya yang membunuh ayah dan kakek-neneknya dengan cara memodifikasi ingatan pamannya. Riddle memakai cincin tersebut ketika di Hogwarts, namun akhirnya menyembunyikannya dalam rumah yang pernah ditinggali oleh keluarga Gaunt. Cincin tersebut disembunyikan bibawah papan lantai, disimpan dalam kotak emas, dan terlindungi dengan beberapa mantra, sampai akhirnya Dumbledore menemukannya pada libur musim panas antara Order of the Phoenix dan Half-Blood Prince. Dumbledore memusnahkan Horcrux dengan pedang Godric Gryffindor, meskipun dia terluka parah oleh kutukan cincin tersebut setelah meletakkan cincin di jarinya. Luka tesebut membuat tangan kanan Dumbledore cacat permanen dan akan membunuhnya dengan cepat jika tidak ditolong oleh Snape, yang memperlambat kutukan pada tangan kanan dan lengan Dumbledore tersebut, tapi tidak bisa dihentukan sampai akhirnya membunuhnya. Cincin yang dimusnahkan tersebut disimpan selama beberapa waktu diatas meja di kantor kepala sekolah.

Sebelum kematiannya, Dumbledore menyembunyikan batu hitam cincin itu di dalam Snitch dan dia memberikannya kepada Harry melalui wasiatnya. Dumbledore telah mempelajari bahwa faktanya batu hitam tersebut adalah Batu Kebangkitan (resurrection stone), salah satu dari tiga Relikui Kematian (deathly hallow). Inilah mengapa dia meletakkan cincin tersebut pada jarinya: dia berharap dia dapat membangkitkan para anggota keluarganya yang telah meninggal dan meminta maaf kepada mereka, namun Dumbledore lupa bahwa cincin itu adalah Horcrux dan telah dilindungi oleh berbagai mantra yang menghancurkan. Voldemort tidak menyadari bahwa batu tersebut adalah Relikui Kematian sepanjang hidupnya.


Diary Tom Riddle

Tom Riddle menggunakan diarynya sebagai Horcrux kedua pada saat tahun kelimanya di Hogwarts. Dia menggunakan mantra setelah membunuh seorang siswa, Moaning Myrtle, dengan menggunakan Basilisk. Diary ini dimunculkan pada Harry Potter and the Chamber of Secrets dan dimusnahkan oleh Harry Potter pada akhir cerita.

Sebelum kejatuhan Voldemort, dia mempercayakan Horcrux kepada Lucius Malfoy. Meskipun menyadari bahwa diary tersebut adalah benda magis, namun Lucius tidak mengetahui bahwa diary tersebut adalah Horcrux. Dengan maksud untuk menjatuhkan Arthur Weasley, Lucius menaruh diary tersebut di keranjang buku Ginny Weasley. Jiwa Tom Riddle yang ada pada buku tersebut merasuki Ginny dan melalui dia, membuka kembali Kamar Rahasia, dan pada akhirnya secara perlahan-lahan mulai mengambil jiwa Ginny. Pada saat Ginny memasuki kamar rahasia Slytherin, Ginny melempar diary itu ke kepala Moaning Myrtle. Saat Harry dan Ron melihat toilet wanita banjir, Harry melihat diary itu dan mengambilnya untuk diselidiki. Di diary itu, Harry dan Tom Riddle berkomunikasi. Harry diajak Tom Riddle untuk pergi ke lima puluh tahun yang lalu. Harry mencoba membuka Kamar Rahasia itu di toilet wanita dengan Parseltongue pada keran air yang bergambar ular, dinding keran itu terbuka dan terdapat jalan manuju Kamar Rahasia. Disana, ia bertemu Tom Riddle dan Harry bertarung melawan Basilisk menggunakan pedang Godric Gryffindor. Setelah Basilisk mati, taring basilisk mengenai tangan Harry, kemudian Harry menancapkan taring itu ke diary Tom Riddle sehingga Tom Riddle musnah tetapi tidak mati. Diary tersebut merupakan Horcrux pertama yang hancur.


Piala Helga Hufflepuff

Tom Riddle menggunakan piala yang dimiliki oleh salah satu pendiri Hogwarts untuk menciptakan Horcrux ketiganya. Dia menggunakan mantra setelah membunuh Hepzibah Smith dengan meracuninya. Piala tersebut dimunculkan pada Harry Potter and the Half Blood Prince dan dimusnahkan oleh Hermione pada Harry Potter and the Deathly Hallows.

Hepzibah Smith, pemilik piala tersebut adalah keturunan jauh dari Helga Hufflepuff. Riddle membunuh Smith, mencuri piala, dan merekayasa bahwa Hokey, peri rumah Smith, yang membunuh majikannya. Voldemort mempercayai piala tersebut kepada Bellatrix Lestrange, yang tetap menjaga piala tersebut pada lemari besinyadi Bank Gringotts. Mantra perlindungan tambahan, termasuk Gemino and Flagrante, digunakan untuk melindungi isi dari lemari besi itu. Harry, Ron dan Hermione mencuri piala itu setelah menerobos masuk dalam bank. Hermione kemudian memusnahkan Horcrux tersebut menggunakan taring Basilisk yang diambil pada rangka Basilisk di Kamar Rahasia.


Liontin Salazar Slytherin


Riddle menciptakan Horcrux keempat dengan menggunakan liontin yang pernah dimiliki oleh Salazar Slytherin, yang juga pernah dimiliki oleh ibu Riddle, Merope Gaunt. Dia menggunakan mantra setelah membunuh seorang gelandangan Muggle. Liontin disebutkan pada Harry Potter and the Order of Phoenix (disebut sebagai liontin yang tidak satupun dapat membukanya) dan dihancurkan oleh Ron Weasley pada Harry Potter and the Deathly Hallows.

Liontin Slytherin telah diwariskan secara turun-temurun dan akhirnya diwarisi oleh Merope Gaunt. Setelah ditinggalkan oleh suaminya, Tom Riddle Senior, Merope menjual liontin kepada Caratacus Burke, penjaga toko Borgin & Burkes, 14 galleon, nilai yang sangat kecil apabila dibandingkan dengan nilai sebenarnya dari liontin itu. Liontin itu akhirnya terjual kepada Hebzibah Smith. Riddle mencuri liontin tersebut, bersama dengan Piala Helga Hufflepuff, setelah membunuh Smith. Setelah liontin tersebut menjadi Horcrux, Voldemort menyembunyikannya dalam guadimana dia pernah meneror dua anak yatim piatu yang satu panti asuhan dengannya. Perlindungan magis dibuat dalam gua tersebut termasuk sebuah pintu yang hanya bisa dibuka dengan memberikan darah, perahu yang dimantrai, kolam ramuan yang menyebabkan kesakitan dan penglihatan yang mengerikan bagi siapa yang meminumnya dan mantra Inferius.

Dalam kesombongannya, Voldemort memberitahukan petunjuk terselubung mengenai pembuatan Horcrux-Horcrux tersebut kepada para pengikutnya. Mengetahui mengenai Horcrux ini, Regulus Arcturus Black menduga dengan tepat bahwa liontin Salazar Slytherin adalah salah satu Horcrux dan tempat dimana itu disembunyikan. Dalam usaha menjatuhkan Voldemort, dia dan peri rumahnya, Kreacher, mematahkan semua mantra perlindungan dan mencuri liontin tersebut, Regulus lalu mengganti liontin itu dengan liontin palsu dan menempatkan liontin palsu di tempat yang sama dengan liontin yang asli (liontin palsu itu didapatkan Harry bersama Dumbledore di gua pinggir laut yang tersembuyi dalam buku keenam). Dalam aksinya itu Regulus terbunuh oleh para Inferi, Kreacher kemudian membawa liontin tersebut ke rumahnya di Grimmauld Place Nomor Duabelas. Kreacher melanjutkan menjaga liontin bertahun-tahun. Namun, ketika Orde Phoenix menggunakan rumah tersebut sebagai markas, liontin tersebut dicuri oleh Mundungus Fletcher, seorang kriminal dan anggota Orde. Dia memberikan liontin tersebut kepada Dolores Umbridge sebagai suap ketika Dolores menemukan Mundungus menjual benda curian.

Dua minggu setelah mengetahui hal tersebut, Harry, Ron dan Hermione menyusup ke Kementrian Sihir dimana Umbridge bekerja dengan cara menyamarkan diri sebagai anggota Kementrian Sihir dan mendapatkan liontin tersebut dari leher Umbridge. Ron kemudian menyelamatkan Harry ketika tercekik oleh liontin ketika Harry memakainya di leher. Ketika Ron akan memusnahkan liontin itu, jiwa yang ada di dalam liontin membentuk gambaran Harry dan Hermione yang sedang bermesraan, Ron menjadi khawatir bahwa kedua temannya diam-diam behubungan mesra ketika dia tidak ada. Ron memusnahkan liontin menggunakan pedang Godric Gryffindor di hutan Dean.


Mahkota Rowena Ravenclaw

Lord Voldemort menciptakan Horcrux kelimanya menggunakan mahkota dari Rowena Ravenclaw. Dia menciptakan mantra setelah membunuh seorang petani Albania. Mahkota ini diperkenalkan di Harry Potter and the Deathly Hallows, namun sebenarnya telah muncul sejak Harry Potter and the Half Blood Prince. Anak perempuan dari Rowena, Helena Revenclaw, hantu Nyonya Abu-Abu (Grey Lady) asrama Ravenclaw, mencuri mahkota tersebut dari ibunya dengan maksud agar menjadi lebih cerdas dari ibunya. Dia melarikan diri ke Albania, dimana dia menyembunyikan mahkota di sebuah rongga pohon ketika Baron Berdarah (Bloody Baron) mencarinya. Setelah Helena dibunuh oleh Baron Berdarah, dia menjadi hantu asrama Ravenclaw, dan Tom Riddle, ketika menjadi murid Hogwarts, merayu Helena untuk mengatakan dimana lokasi mahkota tersebut. Segera setelah meninggalkan Hogwarts dan terbunuhnya Hepzibah Smith (ketika Riddle mencuri liontin Slytherin dan piala Hufflepuff darinya), Riddle pergi ke Albania dan mengambil benda itu dan sementara berpikir untuk meningkatkan kekuatannya. Bertahun-tahun kemudian, ketika Voldemort kembali ke Hogwarts dan melamar untuk posisi pengajar Pertahanan terhadap Ilmu Hitam (Defense against the Dark Arts) namun ditolak oleh Albus Dumbledore, dia menyembunyikan mahkota tersebut yang telah menjadi Horcrux dalam Ruang Kebutuhan. Karena Voldemort yakin bahwa hanya dirinya satu-satunya orang yang mampu menemukan Ruang Kebutuhan (Room of Requirement), maka dia tidak pernah melindungi mahkota tersebut dengan mantra.

Dalam Harry Potter and the Half-Blood Prince, Harry pertama kali berhubungan dengan mahkota tersebut ketika dia terburu-buru menyembunyikan buku ramuan lama Snape dalam Ruang Kebutuhan, Harry menggunakan itu untuk membantunya menandai lokasi sehingga nantinya dia dapat menemukan dimana dia menyembunyikan buku ramuan. Setelah mendapat petunjuk dari hantu Nyonya Abu-Abu mengenai keberadaan mahkota tersebut, Harry teringat kejadian ketika dia menandai lokasi menggunakan mahkota itu dan bergegas mengambilnya dari Ruang Kebutuhan. Mahkota tersebut dimusnahkan secara tidak sengaja oleh mantra Fiendfyre oleh Vincent Crabbe ketika dia, Gregory Goyle dan Draco Malfoy menyerang Harry, Ron dan Hermione dalam Ruang Kebutuhan.


Harry Potter

Voldemort secara tidak sengaja menyimpan jiwanya dalam tubuh Harry Potter ketika bermaksud membunuhnya. Kejadian ini terjadi pada pembukaan Harry Potter and the Sorcerer’s Stone. Bagian dari jiwa Voldemort dalam tubuh Harry dimusnahkan secara tidak sengaja oleh dirinya sendiri dengan Tongkat Elder (Elder Wand).

Ketika masih bayi, Harry Potter ada di dalam kamar ketika Kutukan Pembunuh Voldemort berbalik mengenai Voldemort sendiri. Harry menjadi Horcrux ketika jiwa Voldemort yang terpisah masuk kedalam tubuh Harry setelah kutukan yang gagal dari Voldemort. Bekas luka berbentuk sambaran petir pada dahi Harry adalah akibat dari percobaan pembunuhan tersebut. Akibatnya, Harry dapat memperoleh penglihatan ke dalam mental dan emosi Voldemort. Penglihatan tersebut biasanya disertai dengan rasa sakit pada bekas luka di dahi Harry. Lewat Voldemort, Harry diwarisi kemampuan berbicara dan mengerti Parseltongue.

Ketika Voldemort menyadari kemampuan telepati Harry, Voldemort tidak menyadari bahwa dalam jiwa Harry terdapat sebagian jiwanya. Ketika Voldemort bermaksud untuk membunuh Harry dengan Kutukan Pembunuh, dia memusnahkan bagian dari jiwanya sendiri yang ada dalam diri Harry. Setelah itu dimusnahkan, tidak ada lagi hubungan antara keduanya, dan Harry tidak pernah lagi merasakan rasa sakit pada bekas lukanya.


Nagini

Nagini adalah ular kesayangan Voldemort yang ada bersamanya setiap saat. Nagini merupakan Horcrux dari mahluk hidup selain Harry Potter. Nagini merupakan ular peliharaan Lord Vodemort. Kemunculan Nagini pertama kali disebutkan dalam Harry Potter and the Goblet of Fire. Nagini mengadu pada Voldemort bahwa ada seorang muggle tua yang sedang menguping percakapan Voldemort dan Peter Pettigrew dekat pintu.Voldemort menggunakan bisa Nagini untuk keberlangsungan hidupnya sampai dia dibangkitkan kembali oleh Peter Pettigrew. Horcrux Nagini diciptakan ketika Voldemort bersembunyi di hutan Albania, korban dari penciptaan Horcrux ini adalah Bertha Jorkins. Nagini dimusnahkan oleh Neville Longbottom dengan menggunakan pedang Godric Griffindor, yang juga sebelumnya telah memusnahkan liontin dan cincin.

Dengan menggunakan Nagini sebagai Horcrux, membentuk hubungan antara keduanya, Voldemort dapat mengontrol Nagini, dan sebaliknya, Nagini dapat berkomunikasi dengna Voldemort, sebagai contoh ketika kejadian di Godric’s Hollow, Nagini memberitahukan kepada Voldemort bahwa Harry ada bersamanya.